الأحد، 23 ديسمبر 2012

TUGAS MIT


Tugas: makalah                     
BAHASA INDONESIA
(PENGARUH BAHASA GAUL terhadap PERKEMBANGAN PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA PADA ANAK USIA DINI)
Disususun Oleh :
    Siti Nurhadija                                                    NIM        : 12010103022                                              



JURUSAN TARBIYAH                                                                                            SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI                                                            SULTAN QAIMUDDIN (STAIN)                                                                            KENDARI                                                                                                                           2012


KATA PENGANTAR
                                          
          Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan nikmatnya, baik itu berupa kesehatan maupun kesempatan, sehingga sampai saat ini kita masih di berikan peluang untuk menuntut ilmu guna mempertinggi derajat keimanaan kita, atas izin dan ridhonya jualah pemakalah dapat menyelesaikan makalahnya yang berjudul PENGARUH BAHASA GAUL TERHADAP PERKEMBANGAN PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA PADA ANAK USIA DINI. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita, nabi Muhammad SAW yang telah di utus sebagai penerang jaan umat manusia.
         Disadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan sehingga kami meminta kritik dan saran yang bersifat membangun,s emoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi kita semua, Amin Ya Robbal Alamin.
                                                                                                                   
                                                                                              

                                                                                Kendari ,16 November 2012       
                                                                                                                             
                                                                                                                                         Penulis
i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang.............................................................................................1
Rumusan Masalah........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Munculnya Pendidikan Bahasa Indonesia
       MenjadikanSebagai BahasaResmi...................................................3            2.3 pengaruh bahasa gaul terhadap pendidikan bahasa                                                                           Indonesia..........................................................................................4           
2.4 Pandangan Masyarakat Terhadap Pendidikan Bahasa                                   Indonesia..........................................................................................5
2.5  Revitalisasi.......................................................................................7          
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan................................................................................11          
3.2 Saran..........................................................................................11          
DAFTAR PUSTAKA           




Ii


BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Latar belakang
            Bahasa dianggap unsur penting untuk berbicara dan berkomunikasi, rasa memiliki dan menggunakan bahasa adalah kebanggaan, bahkan bisa jadi identitas diri. sebagai warga negara RI yang memiliki bahasa nasional yaitu bahasa Indonesia diatas beragam bahasa daerah. Tentunya tidak mudah sama diatas perbedaan, namun dapat teratasi karena adanya banyak hal yang mengatur keberadaan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional,
 Bila memang bahasa dinilai sebagai salah satu cara sukses memperlancar komunikasi, namun bagaimana jika bahasa yang kita kuasai dinilai tidak sesuai dengan kaidah dan aturan yang ada. Semua itu terjadi karena kemunculan bahasa gaul. Bahasa gaul adalah bahasa prokem alias hanya digunakan untuk komunitas tertentu saja yaitu kaum Gay atau kalangan waria yang kemudian dijadikan bahasa sehari-hari dikota metropolitan terutama para remajanya atau ABG (Anak Baru Gede), namun banyak juga anak-anak usia dini menggunakannya dalam berkomunikasi sehari-hari,
Sebagai masyarakat tentunya merasa bahwa bahasa indonesia tidak bisa digantikan dengan bahasa yang tidak sesuai dengan kaidah yang ada,. Dengan adanya kepedulian masyarakat terhadap bahasa indonesia maka penggunaan bahasa Indonesia yang tidak sesuai karena cenderung menggunakan bahasa gaul ini akan mudah untuk dicegah terutama pada anak usia dini tentunya dengan berbagai cara yang efektif.

1.2  Rumusan Masalah
     Dari latar belakang di atas maka rumusan masalahnya sebagai berikut:
1. Bagaimana bila bahasa gaul mempunyai pengaruh besar dalam pendidikan
1
   pengajaran bahasa Indonesia terutama pada anak usia dini (0-8 tahun)
2. Bagaimana peranan penting lingkungan (orang tua, masyarakat) dalam
    memberikan pendidikan kepada anak usia dini























BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Munculnya Pendidikan Bahasa Indonesia Menjadikan Sebagai Bahasa
        Resmi
            Bahasa Indonesia dengan perlahan-lahan, tetapi pasti, berkembang dan tumbuh terus. Bahasa Indonesia telah menjalma menjadi bahasa modern, yangkaya akan kosakata dan mantap dalam struktur.
Sebagai bahasa resmi (negara), usia bahasa Indonesia sudah mencapai ke-62 tahun. Bahkan, dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia sudah berusia 79 tahun. Jika dianalogikan dengan kehidupan manusia, dalam rentang usia tersebut idealnya sudah mampu mencapai tingkat “kematangan” dan “kesempurnaan” hidup, sebab sudah banyak merasakan liku-liku dan pahit-getirnya perjalanan sejarah. Untuk menggetarkan gaung penggunaan bahasa Indonesia dengan baik dan benar pun pemerintah telah menempuh “politik kebahasaan” dengan menetapkan bulan Oktober sebagai bulan bahasa.
Namun, seiring dengan bertambahnya usia, bahasa Indonesia justru dihadang banyak masalah. Pertanyaan bernada pesimis pun bermunculan. Mampukah bahasa Indonesia menjadi bahasa budaya dan bahasa Iptek yang berwibawa dan punya prestise tersendiri di tengah-tengah dahsyatnya arus globalisasi? Mampukah bahasa Indonesia bersikap luwes dan terbuka dalam mengikuti derap peradaban yang terus gencar menawarkan perubahan dan dinamika? Masih setia dan banggakah para penuturnya dalam menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa komunikasi yang efektif di tengah-tengah perubahan dan dinamika itu?                                                      Sementara itu, jika kita melihat kenyataan di lapangan, secara jujur harus diakui, bahasa Indonesia belum difungsikan secara baik dan benar. Para penuturnya                                                                 3
 masih dihinggapi sikap inferior (rendah diri) sehingga merasa lebih modern, terhormat, dan terpelajar jika dalam peristiwa tutur sehari-hari, baik dalam ragam lisan maupun tulis, menyelipkan setumpuk istilah asing –padahal sudah ada padanannya dalam bahasa Indonesia.
Agaknya pemahaman, penghayatan, dan penghargaan terhadap bahasa nasional dan negara sendiri belum tumbuh secara maksimal dan proporsional. Padahal, tak henti-hentinya pemerintah menganjurkan untuk menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Bahkan, juga telah menunjukkan perhatian yang cukup besar dan serius dalam upaya menumbuhkembangkan bahasa Indonesia. Melalui “tangan panjang”-nya, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (P3B), pemerintah telah meluncurkan beberapa kaidah kebahasaan baku agar dapat dijadikan sebagai acuan segenap lapisan masyarakat dalam berbahasa Indonesia, seperti Pedoman Umum Ejaan yang Disempurnakan (EYD), Pedoman Umum pembentukan Istilah (PUPI), Tata Bahasa Indonesia Baku (TBIB), maupun Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).                                                                                                                 Akan tetapi, beberapa kaidah yang telah dikodifikasi dengan susah-payah itu tampaknya belum banyak mendapatkan perhatian masyarakat luas. Akibatnya bisa ditebak. Pemakaian bahasa Indonesia bermutu rendah: kalimatnya rancu dan kacau, kosakatanya payah, dan secara semantik sulit dipahami maknanya. Anjuran untuk menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar seolah-olah hanya bersifat sloganistis, tanpa tindakan nyata dari penuturnya, bahkan bahasa Indonesia yang seharusnya dalam bentuk baku namun kenyataan di lapangan dalam kehidupan sehari-hari banyak yang menggunakan bahasa gaul yang tidak baku sehingga sulitnya pemahaman bahasa Indonesia bagi anak usia dini.
2.2  pengaruh bahasa gaul terhadap pendidikan bahasa Indonesia

4
Di Indonesia bahasa gaul telah menjadi bahasa sehari-hari baik itu di Jakarta bahkan hampir seluruh ibikota, Pertama kali di perkenalkan pada tahun 1980an walaupun hanya beberapa kata saja sampai pada Sahertian (Selebriti) membuat kamus bahasa gaul. Bahasa ABG ini sungguh berbeda dengan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Salah satu syarat bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah pemakaian bahasa yang mengukuti kaidah yang dibakukan atau dianggap baku atau pemanfaatan ragam yang tepat serta serasi.

Bahasa ragam ini cenderung bersifat santai, singkat, lincah serta kreatif sehingga dinilai tidak terlalu kaku kata-kata yang digunakan cenderung pendek mungkin inilah alasan yang membuat para remaja menggunakannya. Bahasa yang dinilai sangat kosmopolitan ini menyebutkan bahwa semua ini merupakan ragam dielek orang-orang Jakarta. Itu semua terjadi karena gencarnya siaran televisi yang sebagian besar tema dan latarnya adalah Jakarta.

2.3.  Pandangan Masyarakat Terhadap Pendidikan Bahasa Indonesia
Pemberian mata pelajaran bahasa Indonesia telah diberikan mulai usia dini sampai sekolah menengah umum, sehingga mudah bagi anak-anak mempelajarinya terlebih digunakan dalam berberbicara sehari-hari. Fakta inipun dinilai pula oleh para pendidik yaitu para guru kelas.

             bukan hanya guru mata pelajaran bahasa Indonesia saja yang
berkewajiban memberikan pembelajaran bahasa Indonesia sesuai kaidah. Untuk itu guru, perlu menguasai bahasa ini agar bisa memilih seberapa banyak komponen yang perlu diperkenankan kepada siswa sehingga tidak bertentangan dengan tujuan belajar bahasa Indonesia menurut kurikulum. Jika pengajaran bahasa ini tidak mendapat restu dari kurikulum, guru perlu menemukan kiat tersendiri untuk memperkenalkan pada siswanya.                                                                                                                                                                           5                                                                                  Para orang tua juga masyarakat tentunya berkewajiban memberikan dan membenarkan tatanan bahasa yang salah, bahasa gaul yang tidak biasa digunakan dalam suasana formal atau resmi. Lingkungan keluarga sangat memberikan arti yang sangat besar dalam pemerolehan bahasa yang sesuai kaidah. menurut angket yang telah penulis sebarkan kepada beberapa orang tua yang memiliki anak usia dini (0-8 tahun), sengaja sasaran merupakan anak usia dini pemerolehan bahasa yang kurang sesuai bisa dicegah melihat dari cara yang diberikan para orang tua dalam mengawasainya.
2.  Fungsi Pendidikan Bahasa Indonesia
·         Memberikan pemahaman bahasa Indonesia sebagai lambang identitas nasional, sehingga memotifasi untuk menjunjung tingggi disamping bendera dan lambing Negara RI
·         Sebagai metode untuk berbahasa dan berkomunikasi yang baik
·          Terhindar dari penggunaan bahasa yang tidak baku

3.  Perkembangan Pengajaran Bahasa Indonesia Pada Anak Usia Dini
Seorang anak cenderung memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan seorang anak seharusnya diajarkan berpikir kritis terutama dalam berbahasa dan berkomunikasi. Sebagai orang tua harus mampu mendorong dan menumbuhkannya misalanya saja seorang anak harus mampu menganalisis dan memahami fenomena yang terjadi disekitarnya begitupun dengan orang tua, sehingga si anak mampu menyaring informasi terutama dalam hal menggunakan bahasa yang sesuai (bahasa yang baik dan benar) yang dikumpulkan untuk mencari titik apa yang harus ia ucapkan.
             Kemampuan berkomunikasi memang dinilai sangatlah penting, untuk itu ini bisa dijadikan alternative suatu pembelajaran bahasa Indonesia yang
baik dan benar, semua itu tentu harus dilatih sejak anak berusia dini. Tidak                                                                         6
 
terlepas dari itu orang tua harus memiliki kedisiplinan yang tinggi dalam berbahasa agar bisa menstimulus si anak mengikuti apa yang dilakukan orang tuanya, atau orang –orang terdekatnya.
2.5  Revitalisasi
Selain kondisi yang kurang kondusif, bobot dan mutu pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah pun tak henti-hentinya dipertanyakan. Hal ini memang beralasan, lantaran sekolah diyakini sebagai institusi yang diharapkan mampu melahirkan generasi bangsa yang memiliki kebanggaan terhadap bahasa nasional dan negaranya, berkedisiplinan dan berkesadaran tinggi untuk berbahasa yang baik dan benar, serta punya penghargaan yang memadai terhadap bahasa Indonesia.
Namun, yang terjadi hingga saat ini, pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dinilai belum menunjukkan hasil optimal seperti yang diharapkan. Proses pembelajarannya berlangsung timpang; seadanya, tanpa bobot, dan monoton sehingga peserta didik terpasung dalam suasana pembelajaran yang kaku dan membosankan. Singkatnya, pembelajaran bahasa Indonesia masih memprihatinkan hasilnya. Keterampilan berbahasa siswa rendah sehingga tidak mampu mengungkapkan gagasan dan pikirannya secara logis, runtut, dan mudah dipahami.
Keadaan semacam itu jelas sangat memprihatinkan kita semua, sebab –seperti dikemukakan J.S. Badudu (1994)– bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang sangat penting bukan saja karena bahasa Indonesia adalah alat komunikasi yang terpenting dalam masyarakat, melainkan juga karena penguasaan bahasa Indonesia yang baik akan sangat membantu siswa dalam memahami mata pelajaran lain yang menggunakan bahasa Indonesia. Bagaimana mungkin seorang siswa mampu belajar fisika, matematika, biologi, atau kimia, kalau penguasaan bahasanya nol.                                                                           7
Kondisi pembelajaran bahasa Indonesia yang demikian memprihatinkan, mau atau tidak, di haruskan untuk melakukan langkah “revitalisasi”, yaitu dengan menghidupkan dan menggairahkan kembali proses pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah didukung semangat guru yang profesional dan gairah siswa yang terus meningkat intensitasnya dalam belajar dan berlatih berbahasa.
-          Langkah “revitalisasi” yang mesti ditempuh, di antarany
v          menciptakan dan mengembangkan profesionalisme guru. Upaya menciptakan profesionalisme hendaknya dimulai sejak calon guru menempuh pendidikan di LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga Keguruan) agar kelak setelah benar-benar menjadi guru tidak asing lagi dengan dunianya dan siap pakai. Jelas, tuntutan ideal semacam ini bukan tugas yang ringan bagi LPTK, sebab selain harus mampu mencetak lulusan yang punya kemampuan akademik tinggi, juga harus memiliki integritas kepribadian yang kuat dan keterampilan mengajar yang andal.
v          guru hendaknya tidak terlalu banyak dibebani oleh tuntutan kurikulum yang dapat “memasung” kreativitasnya dalam proses pembelajaran. Tujuan pembelajaran bahasa bukanlah untuk menjadikan siswa sebagai ahli bahasa, melainkan sebagai seorang yang dapat menggunakan bahasa untuk keperluannya sendiri, dapat memanfaatkan sebanyak-banyaknya apa yang ada di luar dirinya dari mendengar, membaca, dan mengalami, serta mampu berkomunikasi dengan orang di sekitarnya tentang pengalaman dan pengetahuannya. Ini artinya, guru harus diberikan keleluasaan untuk mengekspresikan kreativitas mengajarnya di kelas sehingga mampu menciptakan atmosfer pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Hal ini bisa terwujud jika kurikulum tidak semata-mata dijadikan sebagai “kitab suci” yang secara “zakelijk” harus diterapkan di                                                        8
v  kelas, tetapi juga perlu dikembangkan dan dieksplorasi secara kreatif sehingga pembelajaran benar-benar bermakna bagi siswa didik.
v             buku paket yang “wajib” dipakai hendaknya diupayakan untuk dicarikan buku ajar yang sesuai dengan tingkat kematangan jiwa dan latar belakang sosial-budaya siswa. Hal ini perlu dipikirkan, sebab bahan ajar yang ada dalam buku paket dinilai belum sepenuhnya mampu menarik minat dan gairah siswa untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.
v              guru bahasa bahasa hendaknya diberi kebebasan untuk mengembangkan kreativitasnya di sekolah secara bebas dan leluasa, tanpa harus diindoktrinasi dengan berbagai macam bentuk tekanan tertentu yang justru akan menjadi kendala dalam mewujudkan situasi pembelajaran yang ideal.
“Revitalisasi” tersebut hendaknya juga diimbangi pula dengan peran-serta masyarakat agar bisa menciptakan sauasana kondusif yang mampu merangsang siswa untuk belajar dan berlatih berbahasa Indonesia secara baik dan benar, dengan cara memberikan teladan yang baik dalam peristiwa tutur sehari-hari. Demikian pula media massa (cetak/elektronik) hendaknya juga menaruh kepedulian yang tinggi untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan kaidah kebahasan yang berlaku,dengan adanya tindakan yang demikian dapat berdampak positif bagi pengguna bahasa Indonesia sehingga dapat terjaga bahasa RI, sebagai mana yang telah di tetapkan dalam kaedah EYD                                                     Jika langkah “revitalisasi” di atas dapat terwujud, tujuan pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah bukan mustahil diraih, anjuran pemerintah untuk menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar kepada seluruh masyarakat pun tidak akan bersifat sloganistis. Bahkan, mungkin pada gilirannya nanti bahasa Indonesia benar-benar akan menjadi bahasa budaya dan bahasa Iptek yang wibawa dan punya prestise tersendiri di era globalisasi, luwes dan terbuka, dan para penuturnya akan tetap                                                                  9
bangga dan setia menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa komunikasi yang efektif di tengah derap peradaban zaman. Sebab, jutaan generasi yang memiliki kebanggaan dan kecintaan terhadap bahasa nasional dan negaranya akan lahir dari sekolah.
Dengan adanya pendidikan yang demikian anak usia dini dapat terlindungi dari bahasa-bahasa yang tidak sesuai dengan kaedah yang ada, (bahasa gaul).





















                                                            10

BAB III
PENUTUP
3.1  Kesimpulan
            Dari pembahasan di atas dapat di simpulkan bahwa bahasa gaul sangatlah besar pengaruhnya terhadap bahasa Indonesia, namun tetap saja kurang tepat diajarkan secara cuma-cuma terutama pada anak-anak usia dini, karena mereka memiliki pemikiran yang cenderung meniru besar, jika anak-anak usia dini menguasai bahasa gaul lebih dari bahasa Indonesia yang sesuai kaidah akan berdampak besar dalam menguasaan bahasanya saat dewasa nanti. maka bisa di berikan suatu cara dan membenarkan anak-anak dari kesalahannya berbahasa Indonesia yang tidak sesuai ketentuan, sehingga menguasaan bahasa gaul semata-mata hanya untuk dijadikan bahan pembanding dan acuan dari bentuk dan kaidah bahasa Indonesia yang dinilai kurang sesuai.

3.2  Saran
          di sadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan kelemahan, disebabkan karena kekurangan referensi yang di baca,maka penulis sangat mengharapkan kritik dan saran baik dari rekan-rekan maupun mahasiswa maupun dosen yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini.








11

DAFTAR PUSTAKA

www.ialf.edu/bipa/marc 2002/bahasaabg.html.
Fananie Anwar,A. 2001, Pendidikan Pada Anak Usia Dini, SIC, Surabaya.
Diposkan oleh Pheni Cahya di 20:11


هناك تعليق واحد:

  1. Casinos in the UK - How to find good games - GrizzGo
    So, air jordan 18 retro red suede to you what do we mean by “casinos in the UK”? 먹튀 검증 to find a casino and live casino games on a 바카라 몬 mobile where can you buy air jordan 18 retro red phone device in 토토 마켓 2021.

    ردحذف