Tugas:
makalah
BAHASA INDONESIA
(EUFEMISME)

Disusun oleh :
Kelompok II





JURUSAN
TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
SULTAN QAIMUDDIN (STAIN) KENDARI
2012
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat
Allah SWT atas limpahan nikmatnya, baik itu berupa kesehatan maupun kesempatan,
sehingga sampai saat ini kita masih di berikan peluang untuk menuntut ilmu guna
mempertinggi derajat keimanaan kita, atas izin dan ridhonya jualah pemakalah
dapat menyelesaikan makalahnya yang berjudul EUFEMISME Shalawat
serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita, nabi Muhammad SAW
yang telah di utus sebagai penerang jaan umat manusia.
Disadari bahwa makalah ini masih
banyak kekurangan sehingga kami meminta kritik dan saran yang bersifat
membangun,s emoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi
kita semua, Amin Ya Robbal Alamin.
Kendari ,5 Oktober
2012
Penulis
i
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR.................................................................................i
DAFTAR
ISI...............................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
Latar
Belakang.............................................................................................1
Rumusan
Masalah........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian EUFEMISME secara umum.........................................2
2.2
EUFEMISME dalam kendari Pos...............................................................2
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan................................................................................7
3.2 Saran..........................................................................................7
DAFTAR
PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahasa sebagai alat komunikasi berperan
penting dalam kehidupan bermasyarakat. Sebagai alat komunikasi, dalam menyampaikan pendapat, pikiran,
perasaan atau maksud kepada orang lain, Bahasa juga dapat di gunakan secara
lisan maupun tertulis.. Fungsi bahasa untuk menjaga hubungan sosial , memiliki
dua kategori. Yaitu pertama meliputi pemakaian
tutur kata, perendahan volume suara, pelambatan tempo pembicaraan, dan
pemilihan ungkapan-ungkapan yang lebih sopan. Bentuk-bentuk atau
ungkapan-ungkapan bahasa itu disebut dengan EUFEMISME atau bentuk
penghalusan. dari pernyataan di atas dapat di katakan bahwa eufemisme merupakan
bentuk-bentuk atau ungkapan-ungkapan yang di gunakan untuk menghindari
bentuk-bentuk larangan atau bentuk-bentuk yang memiliki nilai rasa yang kurang
sopan bila dituturkan secara langsung.
1.2 Rumusan masalah
Dari latar belakanng di atas maka
rumusan masalahnya sbb:
1. bagiamana memahami EUFEMISME
itu sendiri.. ?
2. bagaimana
menerapkan eufemisme dalam kehidupan sehari-hari dalam berbahasa atau bertutur kata dengan sesama sehingga
dapat menjaga hubungan sosial yang lebih baik.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian EUFEMISME secara umum
Eufemisme
adalah ungkapan yang lebih halus sebagai pengganti ungkapan yang dirasakan kasar.
Sebagai makhluk berbudaya dan beradab
apabila kita bertutur kata dalam berkomunikasi perlu memilih kata yang didasari
etika, sopan santun, dan tujuan yang baik. Sehubungan dengan tindakan berbahasa
tersebut, dapat digunakan suatu cara tertentu dengan menggunakan
pemakaian EUFEMISME, yaitu semacam acuan berupa ungkapan-ungkapan yang
halus untuk menggantikan acuan-acuan yang mungkin dirasakan menyinggung,
menghina, atau mengundang sesuatu yang tidak menyenangkan. Contoh : "Di mana
'tempat kencing'nya?" dapat diganti dengan "Di mana 'kamar
kecil'nya?". Kata "tempat kencing"(dalam bahasa sehari-hari
biasa juga disebut WC) tidak cocok jika akan digunakan untuk percakapan yang
sopan. Kata "kamar kecil" dapat menggantikannya. Kata "kamar
kecil" ini maknanya lebih sopan daripada kata "tempat kencing".
Jadi dalam eufemisme terjadi pergantian nilai rasa dalam percakapan dari kurang
sopan menjadi lebih sopan.
2.2 EUFEMISME
dalam kendari pos Dalam
Koran kendari pos banyak kata eufemisme yang ditemukan digunakan dalam
berkomunikasi,diantaranya yaitu: 2
“Alotnya pencabutan nomor urut calon gubernur
sultra, membuat anggota komisioner KPU harus pecah”
Maksud dari kata pecah, adanya permasalahan
antara kedua pihak sehingga dapat menimbulkan perpisahan antara kedua pihak. Dalam kalimat tersebut sebenaranya mengandung
makna yang tidak baik tetapi tidak diungkapkan secara langsung makna yang
sebenarnya, melainkan mengunaka kata eufemisme sehingga terlihat seperti biasa
saja, selanjutnya
“ eka suaib dan sharir
meninggalkan tempat dan pleno dan meneriakan bahwa penetapan dan pencabutan
nomor urut cacat hukum karena tidak korum”dalam kata cacat hukum artinya
tidak sesuai dengan aturan yang telah di tetapkan berdasarkan UU sehingga kata
tersebut mengandung makna yang tidak bagus bila di ungkapkan secara langsung, Dalam
kalimat lain lagi yang kami kutip dalam kendari pos yaitu “ jujur kami yang
melakukan pencabutan nomor urut sangat tidak ikhlas” Maksud
dari kata tidak ikhlas yaitu tidak menerima dengan tulus hati atau dengan kata
lain tidak setuju, dalam kata tidak
ikhlas sebenarnya mengandung makna yang tidak bagus jika di utarakan langsung
makna yang sebenarnya. Kata eufemisme yang lain lagi yang kami dapatkan dalam
kendari pos yaitu: 3
-
Haruskah kami berjalan di tengah-tengah mekanisme yang cacat
hukum? Kami sebagai pasangan calon bagai buah simalakama. Maksud
dari kata cacat hukum yaitu tidak sesuai dengan peraturan yang telah di tentukan,
-
Keputusan mas’udi mendapat respon keras dari ali mazi,
dan mempertanyakan sikap plin plan mas’udi,
Maksud dari
kata plin plan yaitu sikap seseorang yang keliru dalam melaksanakn
tugasnya,atau dengan kata lain tidak konsisten.
-
Ali mazi ingin menegakan aturan dan memperjuangkan
haknya, namun ia merasa terzolimi oleh ketua KPU sultra.
Maksud dari
kata terzolimi yaitu orang yang merasa di aniaya dengan tindakan yang ia
dapatkan.
-
Ali mazi-bisman saranani telah dirampas KPU
sultra pada rapat pleno pencabutan nomor urut.
maksud dari kata dirampas yaitu telah di
ambil apa yang menjadi haknya.
-
Terjadinya perpecahan ditubuh KPU sultara tentu
merupakan gambaran bahwa, ada kepentingan pribadi yang begitu dominan
ketimbang mementingkan kepentingan daerah.
4
Maksud dari
kalimat tersebut yaitu adanya perpisahan aatau perbedaan pendapat antara KPU
karena adanya kebutuhan pribadi yang di utamakan dan tidak menghiraukan
kebutuhan orang lain atau kebutuhan sosial.
-
parahnya lagi
para guru mengajar muridnya hanya sekedar formalitas saja.
Maksud dari
kalimat tersebut yaitu para guru mengajar hanya sebagai symbol saja.
-
Kerjakan saja pekerjaan utama tidak usah terlalu forsir
kerja setoran cari sampinagn (opini).
Maksud dari
kata forsir yaitu memaksakan mengerjakan
segala pekerjaan untuk menuruti kebutuhan.
-
Program block grent desa, disiapkan oleh pasangan NUSA
untuk meningkatkan pembangunan di sultra, jika ada kepala desa yang
berterimakasih atas program itu adalah hal yang lumrah.
Maksud dari
kata lumrah yaitu, kebiasaan yang sudah sering di lakukan, sehingga tidak asing
lagi di dengar.
-
Karena tidak diberi kesempatan kedua komisioner memilih
untuk walk out dari ruangan pleno. 5
Maksud dari
kalimat tersebut yaitu memilih untuk keluar dari ruangan pleno.
-
Mas’udi yang hanya didampingi bosman, tetapi gegabah
melenjutkan tahapan pencabutan nomor urut.
Maksud dari
kata gegabah yaitu mengambil tindakan sendiri secara tergesa-gesa sehingga
menghasilkan yang tidak baik
-
Bisman saranani juga tiga kali mencoba membantu naik
kedepan untuk melekukan komunikasi dengan mas’udi tetapi tidak diindahkan.
Maksud dari
kata tidak diindahkann yaitu tidak di hiraukan atau tidak di pedulikan.
Dari kata-kata yang bercetak miring di
atas merupakan kata-kata eufemisme dimanah mengandung makna yang tidak
bagus jika di tuturkan secara langsung makna yang sebenarnya.
6
BAB
III
PENUTUP
3.1 kesimpulan
Dari pembahasan kalimat-kalimat yang kami kutip dalam kendari pos di atas,
dapat disimpulkan bahwa eufemisme sebagai proses tindakan komunikasi yang
beradap dalam berbahasa, dengan demikian kita dapat mengungkapkan sesuatu
dengan kata-kata yang dapat diterima
oleh orang lain karena memiliki nilai kesopanan yang lebih tinggi sehingga
dapat terjaga hubungan antara sesama.
3.2 Saran
disadari makalah ini masih banyak kekurangan dan kelemahan, disebabkan
karena kurangnya pemahaman penulis mengenai eufemisme , maka sangat diharapkan kritik dan saran baik dari
rekan-rekan mahasiswa maupun dosen yang sifatnya membangun demi kesempurnaan
makalah ini.
7
DAFTAR PUSTAKA
Luther bittikaka, 15
oktober, 2012. Alimazi dipermalukan.Kendari Pos, hlm.7.
Manan Rachman, 15
oktober, 2012.Tahapan Pilgub Tidak Berjalan Baik. Kendari
Pos.
hlm.7.
Abdi mahatma,15 Oktober,2012 . Gelar Pilgub
Sesuai Aturan(tajuk rencana).
Kendari Pos,hlm,4
Awal Nurjadin,15 Oktober, 2012.Gubernur lauching
Pengaspalan Raha-Lakapera.Kendari Pos,hlm.6.
Darwin sihombing, 15 Oktober,2012. Opini.Kendari
Pos,hlm.4.
ليست هناك تعليقات:
إرسال تعليق