الأحد، 23 ديسمبر 2012

REVIU JURNAL MASYARAKAT PESISIR, KOMUNITAS BAJO




Tugas: bahasa indonesia

REVIU JURNAL

MASYARAKAT PESISIR, KOMUNITAS BAJO
Disususun Oleh :
           NAMA                        :Siti Nurhadija                                                       NIM                           : 12010103022
                   ALAMAT WEBSITE:  nurkhadijah21@gmail.com                                       






JURUSAN TARBIYAH                                                                                            SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI                                                            SULTAN QAIMUDDIN (STAIN)                                                                            KENDARI                                                                                                                          
2012



KATA PENGANTAR
                                          

          Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan nikmatnya, baik itu berupa kesehatan maupun kesempatan, sehingga sampai saat ini kita masih di berikan peluang untuk menuntut ilmu guna mempertinggi derajat keimanaan kita, atas izin dan ridhonya jualah pemakalah dapat menyelesaikan makalahnya reviu jurnal yang berjudul MASYARAKAT PESISIR, KOMUNITAS BAJO. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita, nabi Muhammad SAW yang telah di utus sebagai penerang jaan umat manusia.
         Disadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan sehingga kami meminta kritik dan saran yang bersifat membangun,s emoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi kita semua, Amin Ya Robbal Alamin.
                                                                                                                   
                                                                                              





                                                                                Kendari ,19  November 2012      
                                                                                                                             
                                                                                                                                         Penulis











DAFTAR ISI




KATA PENGANTAR.................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................ii

1. TATA CARA PENULISAN
A. Pendahuluan
a.1.  Latar Belakang.....................................................................................1
a.2.   Rumusan Masalah...............................................................................1
a.3.   Tujuan dan manfaat penulisan.............................................................1

B. Pembahasan

C. Penutup
c.1.  Kelebihan...............................................................................................5
c.2.  Kelemahan.............................................................................................5

2. KESALAHAN PENULISAN        
a.Penulisan Huruf..............................................................................8          
b.Penulisan Kata................................................................................8
c. Penulisan Kalimat..........................................................................8          
DAFTAR PUSTAKA           











1.  TATA CARA PENULISAN


A.  PENDAHULUAN
           
            a.1.  Latar Belakang

             indonesia merupakan salah satu Negara kepulauan yang terbesar di dunia dengan sekitar 17.508 buah pulau  yang membentang sepanjang 5.120 km dari timur ke barat sepanjang khatulistiwa dan 1.760 km dari utara ke selatan. Luas daratan Negara indonesia mencapai 1,9 juta km2 dan luas perairan laut tercatat sekitar 7,9 juta km2(1). Selanjutnya Negara indonesia mempunyai panjang garis pantai sekitar 81.791 km, yang mungkin merupakan pantai terpanjang diseluruh dunia. Mengingat pantai pesisir merupakan perairan yang sangat produktif, maka panjangnya pantai indonesia merupakan potensi sumber daya alam hayati yang terbesar untuk pembangunan ekonomi di negeri ini.(2), fakta yang tidak dapat dipungkiri bahwa kehidupan masyarakat di wilayah pesisir banyak yang tergantung pada hasil laut. Pada umumnya mereka berada pada garis kemiskinan, ditambah lagi dengan kurangnya persentuhan mereka dengan wilayah daratan yang metropolis.
            a.2.      Rumusan Masalah
            A. Bagaimana proses terbentuknya sebuah komunitas masyarakat bajo
            B. bagaimana apresiasi masyarakat bajo terhadap ajarn-ajaran agamanya yang notaben
                agama islam.
            a.3.      tujuan dan manfaat penulisan
            A. untuk mengetahui proses terbentuknya komunitas masyarakat bajo
            B. untuk mengetahui tingkat apresiasi masyarakat bajo terhadap keagamaanya.


B.  PEMBAHASAN
A.  Terbentuknya Sebuah Komunitas Masyarakat Bajo
            Masyarakat bajo membentuk diri sebagai satu komunitas pada empat desa tersebut, yakni bajo indah, bokori, mekar, dan saponda. Orang-orang bajo yang dikenal sebagai pelaut ulung tersebut telah menghimpun diri untuk hidup bersama dan saling berinteraksi serta memiliki kesadaran untuk saling tolong menolong, sehingga terbentuk suatu solidaritas sosial lahir dan batin.olehnya tu amatlah logis jika mereka dikategorikan sebagai satu kelompok sosial , karena mereka hidup dan memiliki kesatuan wilayah, yakni wilayah pesisir pantai atau pulau yang dikelilingi oleh laut.
            Jadi kelompok sosial masyarakat bajo ini terbentuk karena pertimbangab kesatuan wilayah, yaitu sama-sama bertempat tinggal pada daerah pesisir pantai kecamatan toronipa atau bertempat tinggal di pulau bokori dan mendiami desa bajo inda, saponda, dan mekar. Pada akhirnya membentuk suatu komunitas hidup bersama. Kebersamaan hidup mereka ini secara lazim didasari oleh pertimbangan homogenitas budaya, tradisi, dan suku bangsa serta ketergantungan mereka pada bahari.
            Demikian kehidupan masyarakat bajo ini langsung dan tumbuh secara alami dari tahun ke tahun, dari zaman ke zaman. Budaya merka masih sangat asli dan hamper tidak terkontaminasi dengan budaya peradaban modern, dalam konteks penanaman nilai-nilai budaya atau pendidikan anak ketika mereka masih kecil. Proses pendidikan mereka hamper belum pernah menggunakan tekniligi, sehingga tampak masih orisinal. Apalagi mereka yang hidup di tengah lautan, mereka hidup apa adanya tanpa harus bergantung pada penggunaan alat-alat teknologi canggih baik untuk keperluan melaut atau enjalani kehidupan biasa, maka keadaan tersebut hanya terjadi pada mereka yang tergolong memiliki kemampuan materi.
 B.   Apresiasi Masyarakat Bajo Terhadap Ajaran Agamanya yang Notaben Agama Islam
           
             Masyarakat bajo yang tegolong sebagai satu kelompok sosial yang hidup sederhana memiliki perhatian yang cukup besar terhadap pelaksanaan syariat-syariat agama islam. Meskipun kondisi kehidupan mereka sebagian memprihatinkan tetapi apresiasi mereka terhadap syariat-syariat islam justru terkesan cukup baik.
            Perhatian utama masyarakat bajo baik berupa ibadah mahdah maupun ibadah sosial lainya diantaranya sholat, puasa, pendidikan anak,kegiatan keagamaan. Berikut ini akan dikemukakan.
1.  perhatian terhadap shalat
            Dalam hal shalat orang-orang bajo banyak juga yang intens melaksanakan shalat wajib lima kali sehari semalam. Pelaksanaan shalat ini dilakukan dirumah mereka masing-masing dan biasanya pada waktu magrib, isya, dan subuh tidak kurang pula mereka melaksanakan shalat di mesjid. Sementara shalat jumat dan dua hari raya dipusatkan di mesjid.
            Dengan demikian dapat dikatakan bahwa orang-orang bajo ternyata memiliki perhatian serius terhadap pelaksanaan syariat agama islam, khususnya dalam pelaksanaan ibadah shalat, sebagaimana yang telah diwajibkan kepada setiap orang muslim. Kenyataan ini juga menunjukkan pula bahwa mereka cukup memiliki kepedulian beribadah yang menumbuhkan kesadaran beragama bagi mereka. Mereka meyakini bahwa shalat bila dipahami betul-betul akan membuat mereka tenang dan mencegah diri mereka untuk melakukan perbuatan keji dan munkar.
            Dengan memahami dan menghayati makna yang terkndung di dalam ibadah shalat akan mampu menghindarkan manusia untuk tidak berbuat maksiat atau berbuat berbuat criminal di tengah masyarakat. Jadi shalat mempunyai manfaat sosial. Di samping berdimensi vertical (ibadah mahdhah). Shalat juga berdimensi horizontal sosial, yang mana dengan munculnya kesadaran beribadah dikalangan remaja dan pemuda dalam komunitas masyarakat bajo mampu mengeliminir niatan-niatan dan tindakan orang-orang yang mencoba berbuat usil serta melakukan tindakan-tindakan criminal, seperti berjudi, mabuk-mabukan, perkelahian dan sebagainya.
2.   Perhatian Terhadap Puasa
            Ada kebiasaan berkembang dimasyarakat bahwa umat isla itu hanya ramai melaksanakan ibadah hanya pada bulan ramadhan saja. Pendapat ini tidak salah namun tidak sepenuhnya benar sebab bagi masyarakat bajo seperti masyarakat pula lainya tentu mengalami hal serupa. Hal ini dimaklumi karena tidak semua anggota masyarakat yang taat sebenar-benarnya terhadap anjuran dalam agama islam. Tetapi paling tidak kesadaran untuk menjalankan ibadah puasa ada pada sebagian masyarakat bajo meskipun mereka berada dalam kondisi yang kurang memungkinkanuntuk mejalankan ibadah puasa seperti masyarakat lain yang memiliki kestabilan ekonomi rumah tangga.
3.   Perhatian Terhadap Pendidikan Anak
            Anak adalah harta terbesar dan tidak ternilai tetapi dibalik itu , anak merupakan titipan tuhan dan sekaligus sebagai ujian bagi orang tua, oleh karena itu, orang tuanya harus bertanggung jawab untuk membesarkan dan mendidik anak-ankanya agar menjadi orang yang berguana bagi agama, masyarakat, bangsa, dan Negara.Masyarakat bajo sangat peduli terhadap pendidikan anak-anaknya. Proses pendidikanya sebisa mungkin disesuaikan dengan aturan-aturan yang temuat dalam syariat islam.
4.   Perhatian Kegiatan-Kegiatan Keagamaan
            hasil penelitian penulis menunjukkan bahwa mereka sangat antusias dalam mengikuti dan menyelenggarakan kegiatan-kegiatan keagamaan. Kegiatan keagamaan yang dimaksud antara lain TPA/TPQ, majelis ta’lim, dan PHBI.
            Masyarakat bajo sangat memberikan perhatian terhadapaktivitas anaknya dalam mengikuti pengajian, baik TPQ/TPA maupun di rumah-rumah tertentu yang menyelenggarakan kegiatan pengajian al-Quran. Perhatian masyarakat bajo ini dapat dijumpai ketika mereka menyuruh anak-anak mereka untuk berangkat pergi mengaji pada guru agama.
            Informasi diatas memberikan pemahaman secara sederhana bahwa masyarakat bajo cukup memiliki kesederhanaan dan perhatian untuk selalu melibatkan diri dan mau menyelenggarakan kegiatan-kegiatan keagamaan yang dipandangnya sebagai bentuk ketaatan dan perhatian serius dalam menjalankan hidup beragama menurut islam.
C.  Penutup
c.1.   Kelebihan
            melalui hasil reviu jurnal ini ditemukan memiliki kelebihan sebagai berikut:
            1.  didapatkanya data atau penjelasan yang lebih singkat dan jelas mengenai
                 Tebentuknya komunitas masyarakat bajo.
            2.  menjadi bahan masukan bagi para stakeholders di bidang pembinaa dan
                 peningkatan kualitas kehidupan beragama, khususnya bagi pemprov. Sultra dan
                 pamkab.
c.2.    Kelemahan
            melalui hasil reviu jurnal ini selain ditemukan kelebihan maka ditemukan pula
             kelemahanya sebagai berikut:
            1.  masih banyak kesalahan penulisan yang ditemukan dan data penjelasan yang di
                 paparkan banyak terdapat pemborosan kata.
            2.  banyak terdapat kesalahan penulisan huruf, kata, kalimat. Dan ada yang ditemukan
                 kata yang sulit untuk dipahami oleh pembaca.














           





2. KESALAHAN PENULISAN
a. Penulisan Huruf
            dari hasil reviu ini banyak ditemukan kesalahan penulisan huruf diantaranya :
1. uatar seharusnya (utara), ditangkapi seharusnya (ditangkap), bodoala seharusnya
    (bondoala), , memeuhi seharusnya (memenuhi)
2. ajabaw seharusnya ( jawab), berutur kata seharusnya (bertutur kata),
3. mememnuhi seharusnya (memenuhi), notabene seharusnya (notaben)
            Selain itu banyak pula ditemukan kata yang dibentuk dalam satu kalimat tetapi tidak menggunakan spasi salah satunya adalah:
1. denganwilayahdaratanyangmetropolis seharusnya (dengan wilayah daratan yang
     metropolis)
2. untukdikajilebihlanjutkarenameskipun seharusnya (untuk di kaji lebih lanjut karena
     meskipun).mampumenyekolahkananaknya seharusnya (mampu menyekolahkan anaknya).
3.  ada juga kesalahan pengaturan spasi yang tidak sama dengan penggunaan spasi sebelumnya
4. dansosio-religius seharusnya memakai spasi antara kata dan dengan kata sosio-religius (dan
    sosio-religius).
b.  Penulisan kata
            dari reviu ini banyak yang ditemukan kesalahan kata diantaranya adalah :
1. penelitian ini tidak lebih banyak akan berbicara tentang seharusnya tidak menggunakan kata
    (tidak),
2. income seharusnya (inkom),
3. mengeliminir kata yang demikian sulit dipahami, dan kata pameo juga sulit untuk dipahami.
4. stakeholders kata yang demikin suli dipahami.
c. penulisan kalimat
            dari reviu ini ada yang ditemukan kesalahan penulisan kalimat diantarany adalah :
1. pengkategorian masyarakat bajo sebagai satu kelompok sosial adalah karena mereka
      memiliki kesatuan wilayah. Sebaiknya tidak menggunakan kata adalah agar kalimatnya
      lebih mudah dipahami


















DAFTAR PUSTAKA

Ali, A. Mukti, Universalitas dan pembangunan, (bandung: IKIP Bandung, 1971).
Arifin, Imran, penelitian kualitatif,(Yogyakarta: kalimah syahada, 1996).
Arikunto, Suharsimi, prosedur Penelitian, (Jakarta: Bina Aksara,1989).

ليست هناك تعليقات:

إرسال تعليق