Tugas: bahasa
indonesia

MASYARAKAT PESISIR, KOMUNITAS BAJO

Disususun
Oleh :
NAMA :Siti Nurhadija
NIM : 12010103022
ALAMAT WEBSITE:
nurkhadijah21@gmail.com
JURUSAN
TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
SULTAN QAIMUDDIN (STAIN) KENDARI
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat
Allah SWT atas limpahan nikmatnya, baik itu berupa kesehatan maupun kesempatan,
sehingga sampai saat ini kita masih di berikan peluang untuk menuntut ilmu guna
mempertinggi derajat keimanaan kita, atas izin dan ridhonya jualah pemakalah
dapat menyelesaikan makalahnya reviu jurnal yang berjudul MASYARAKAT
PESISIR, KOMUNITAS BAJO. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan
kepada junjungan kita, nabi Muhammad SAW yang telah di utus sebagai penerang
jaan umat manusia.
Disadari bahwa makalah ini masih
banyak kekurangan sehingga kami meminta kritik dan saran yang bersifat
membangun,s emoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi
kita semua, Amin Ya Robbal Alamin.
Kendari ,19 November 2012
Penulis
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR.................................................................................i
DAFTAR
ISI...............................................................................................ii
1. TATA CARA PENULISAN
A. Pendahuluan
a.1. Latar Belakang.....................................................................................1
a.2. Rumusan Masalah...............................................................................1
a.3. Tujuan dan manfaat
penulisan.............................................................1
B. Pembahasan
C. Penutup
c.1. Kelebihan...............................................................................................5
c.2. Kelemahan.............................................................................................5
2. KESALAHAN PENULISAN
a.Penulisan
Huruf..............................................................................8
b.Penulisan
Kata................................................................................8
c.
Penulisan Kalimat..........................................................................8
DAFTAR PUSTAKA
1. TATA CARA PENULISAN
A. PENDAHULUAN
a.1. Latar Belakang
indonesia
merupakan salah satu Negara kepulauan yang terbesar di dunia dengan sekitar
17.508 buah pulau yang membentang
sepanjang 5.120 km dari timur ke barat sepanjang khatulistiwa dan 1.760 km dari
utara ke selatan. Luas daratan Negara indonesia mencapai 1,9 juta km2 dan luas
perairan laut tercatat sekitar 7,9 juta km2(1). Selanjutnya Negara indonesia
mempunyai panjang garis pantai sekitar 81.791 km, yang mungkin merupakan pantai
terpanjang diseluruh dunia. Mengingat pantai pesisir merupakan perairan yang
sangat produktif, maka panjangnya pantai indonesia merupakan potensi sumber
daya alam hayati yang terbesar untuk pembangunan ekonomi di negeri ini.(2),
fakta yang tidak dapat dipungkiri bahwa kehidupan masyarakat di wilayah pesisir
banyak yang tergantung pada hasil laut. Pada umumnya mereka berada pada garis
kemiskinan, ditambah lagi dengan kurangnya persentuhan mereka dengan wilayah
daratan yang metropolis.
a.2. Rumusan
Masalah
A. Bagaimana proses terbentuknya sebuah komunitas
masyarakat bajo
B. bagaimana apresiasi masyarakat bajo terhadap
ajarn-ajaran agamanya yang notaben
agama islam.
a.3. tujuan dan
manfaat penulisan
A. untuk mengetahui proses terbentuknya komunitas
masyarakat bajo
B. untuk mengetahui tingkat apresiasi masyarakat bajo
terhadap keagamaanya.
B. PEMBAHASAN
A. Terbentuknya Sebuah Komunitas Masyarakat Bajo
Masyarakat bajo membentuk diri sebagai satu komunitas
pada empat desa tersebut, yakni bajo indah, bokori, mekar, dan saponda.
Orang-orang bajo yang dikenal sebagai pelaut ulung tersebut telah menghimpun
diri untuk hidup bersama dan saling berinteraksi serta memiliki kesadaran untuk
saling tolong menolong, sehingga terbentuk suatu solidaritas sosial lahir dan
batin.olehnya tu amatlah logis jika mereka dikategorikan sebagai satu kelompok
sosial , karena mereka hidup dan memiliki kesatuan wilayah, yakni wilayah
pesisir pantai atau pulau yang dikelilingi oleh laut.
Jadi kelompok sosial masyarakat bajo ini terbentuk karena
pertimbangab kesatuan wilayah, yaitu sama-sama bertempat tinggal pada daerah
pesisir pantai kecamatan toronipa atau bertempat tinggal di pulau bokori dan
mendiami desa bajo inda, saponda, dan mekar. Pada akhirnya membentuk suatu
komunitas hidup bersama. Kebersamaan hidup mereka ini secara lazim didasari
oleh pertimbangan homogenitas budaya, tradisi, dan suku bangsa serta
ketergantungan mereka pada bahari.
Demikian kehidupan masyarakat bajo ini langsung dan
tumbuh secara alami dari tahun ke tahun, dari zaman ke zaman. Budaya merka
masih sangat asli dan hamper tidak terkontaminasi dengan budaya peradaban
modern, dalam konteks penanaman nilai-nilai budaya atau pendidikan anak ketika
mereka masih kecil. Proses pendidikan mereka hamper belum pernah menggunakan
tekniligi, sehingga tampak masih orisinal. Apalagi mereka yang hidup di tengah
lautan, mereka hidup apa adanya tanpa harus bergantung pada penggunaan
alat-alat teknologi canggih baik untuk keperluan melaut atau enjalani kehidupan
biasa, maka keadaan tersebut hanya terjadi pada mereka yang tergolong memiliki
kemampuan materi.
B.
Apresiasi Masyarakat Bajo Terhadap Ajaran Agamanya yang Notaben Agama
Islam
Masyarakat bajo
yang tegolong sebagai satu kelompok sosial yang hidup sederhana memiliki
perhatian yang cukup besar terhadap pelaksanaan syariat-syariat agama islam.
Meskipun kondisi kehidupan mereka sebagian memprihatinkan tetapi apresiasi mereka
terhadap syariat-syariat islam justru terkesan cukup baik.
Perhatian utama masyarakat bajo baik berupa ibadah mahdah
maupun ibadah sosial lainya diantaranya sholat, puasa, pendidikan anak,kegiatan
keagamaan. Berikut ini akan dikemukakan.
1. perhatian terhadap shalat
Dalam hal shalat orang-orang bajo banyak juga yang intens
melaksanakan shalat wajib lima kali sehari semalam. Pelaksanaan shalat ini
dilakukan dirumah mereka masing-masing dan biasanya pada waktu magrib, isya,
dan subuh tidak kurang pula mereka melaksanakan shalat di mesjid. Sementara
shalat jumat dan dua hari raya dipusatkan di mesjid.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa orang-orang bajo
ternyata memiliki perhatian serius terhadap pelaksanaan syariat agama islam,
khususnya dalam pelaksanaan ibadah shalat, sebagaimana yang telah diwajibkan
kepada setiap orang muslim. Kenyataan ini juga menunjukkan pula bahwa mereka
cukup memiliki kepedulian beribadah yang menumbuhkan kesadaran beragama bagi
mereka. Mereka meyakini bahwa shalat bila dipahami betul-betul akan membuat
mereka tenang dan mencegah diri mereka untuk melakukan perbuatan keji dan
munkar.
Dengan memahami dan menghayati makna yang terkndung di
dalam ibadah shalat akan mampu menghindarkan manusia untuk tidak berbuat
maksiat atau berbuat berbuat criminal di tengah masyarakat. Jadi shalat
mempunyai manfaat sosial. Di samping berdimensi vertical (ibadah mahdhah).
Shalat juga berdimensi horizontal sosial, yang mana dengan munculnya kesadaran
beribadah dikalangan remaja dan pemuda dalam komunitas masyarakat bajo mampu
mengeliminir niatan-niatan dan tindakan orang-orang yang mencoba berbuat usil
serta melakukan tindakan-tindakan criminal, seperti berjudi, mabuk-mabukan,
perkelahian dan sebagainya.
2. Perhatian Terhadap Puasa
Ada kebiasaan berkembang dimasyarakat bahwa umat isla itu
hanya ramai melaksanakan ibadah hanya pada bulan ramadhan saja. Pendapat ini
tidak salah namun tidak sepenuhnya benar sebab bagi masyarakat bajo seperti
masyarakat pula lainya tentu mengalami hal serupa. Hal ini dimaklumi karena
tidak semua anggota masyarakat yang taat sebenar-benarnya terhadap anjuran
dalam agama islam. Tetapi paling tidak kesadaran untuk menjalankan ibadah puasa
ada pada sebagian masyarakat bajo meskipun mereka berada dalam kondisi yang kurang
memungkinkanuntuk mejalankan ibadah puasa seperti masyarakat lain yang memiliki
kestabilan ekonomi rumah tangga.
3. Perhatian Terhadap Pendidikan Anak
Anak adalah harta terbesar dan tidak ternilai tetapi
dibalik itu , anak merupakan titipan tuhan dan sekaligus sebagai ujian bagi
orang tua, oleh karena itu, orang tuanya harus bertanggung jawab untuk
membesarkan dan mendidik anak-ankanya agar menjadi orang yang berguana bagi
agama, masyarakat, bangsa, dan Negara.Masyarakat bajo sangat peduli terhadap pendidikan
anak-anaknya. Proses pendidikanya sebisa mungkin disesuaikan dengan
aturan-aturan yang temuat dalam syariat islam.
4. Perhatian Kegiatan-Kegiatan Keagamaan
hasil penelitian penulis menunjukkan bahwa mereka sangat
antusias dalam mengikuti dan menyelenggarakan kegiatan-kegiatan keagamaan.
Kegiatan keagamaan yang dimaksud antara lain TPA/TPQ, majelis ta’lim, dan PHBI.
Masyarakat bajo sangat memberikan perhatian
terhadapaktivitas anaknya dalam mengikuti pengajian, baik TPQ/TPA maupun di rumah-rumah
tertentu yang menyelenggarakan kegiatan pengajian al-Quran. Perhatian
masyarakat bajo ini dapat dijumpai ketika mereka menyuruh anak-anak mereka
untuk berangkat pergi mengaji pada guru agama.
Informasi diatas memberikan pemahaman secara sederhana
bahwa masyarakat bajo cukup memiliki kesederhanaan dan perhatian untuk selalu
melibatkan diri dan mau menyelenggarakan kegiatan-kegiatan keagamaan yang
dipandangnya sebagai bentuk ketaatan dan perhatian serius dalam menjalankan
hidup beragama menurut islam.
C. Penutup
c.1. Kelebihan
melalui hasil reviu jurnal ini ditemukan memiliki
kelebihan sebagai berikut:
1. didapatkanya
data atau penjelasan yang lebih singkat dan jelas mengenai
Tebentuknya komunitas
masyarakat bajo.
2. menjadi bahan
masukan bagi para stakeholders di bidang pembinaa dan
peningkatan kualitas kehidupan
beragama, khususnya bagi pemprov. Sultra dan
pamkab.
c.2. Kelemahan
melalui hasil reviu jurnal ini selain ditemukan kelebihan
maka ditemukan pula
kelemahanya sebagai berikut:
1. masih banyak
kesalahan penulisan yang ditemukan dan data penjelasan yang di
paparkan banyak terdapat
pemborosan kata.
2. banyak terdapat
kesalahan penulisan huruf, kata, kalimat. Dan ada yang ditemukan
kata yang sulit untuk dipahami
oleh pembaca.
2.
KESALAHAN PENULISAN
a. Penulisan Huruf
dari hasil reviu ini banyak ditemukan kesalahan penulisan
huruf diantaranya :
1. uatar seharusnya (utara), ditangkapi
seharusnya (ditangkap), bodoala seharusnya
(bondoala), , memeuhi
seharusnya (memenuhi)
2. ajabaw seharusnya ( jawab), berutur
kata seharusnya (bertutur kata),
3. mememnuhi seharusnya (memenuhi), notabene seharusnya (notaben)
Selain itu banyak pula ditemukan kata yang dibentuk dalam
satu kalimat tetapi tidak menggunakan spasi salah satunya adalah:
1. denganwilayahdaratanyangmetropolis seharusnya (dengan
wilayah daratan yang
metropolis)
2. untukdikajilebihlanjutkarenameskipun seharusnya (untuk
di kaji lebih lanjut karena
meskipun).mampumenyekolahkananaknya
seharusnya (mampu menyekolahkan anaknya).
3. ada juga kesalahan pengaturan spasi yang
tidak sama dengan penggunaan spasi sebelumnya
4. dansosio-religius
seharusnya memakai spasi antara kata dan dengan kata sosio-religius
(dan
sosio-religius).
b. Penulisan kata
dari reviu ini banyak yang ditemukan kesalahan kata
diantaranya adalah :
1. penelitian ini tidak lebih banyak akan berbicara tentang seharusnya
tidak menggunakan kata
(tidak),
2. income seharusnya (inkom),
3. mengeliminir kata yang demikian sulit dipahami, dan
kata pameo juga sulit untuk dipahami.
4. stakeholders kata yang demikin suli dipahami.
c. penulisan kalimat
dari reviu ini ada yang ditemukan kesalahan penulisan
kalimat diantarany adalah :
1. pengkategorian
masyarakat bajo sebagai satu kelompok sosial adalah
karena mereka
memiliki kesatuan wilayah. Sebaiknya
tidak menggunakan kata adalah agar kalimatnya
lebih mudah dipahami
DAFTAR
PUSTAKA
Ali, A. Mukti, Universalitas
dan pembangunan, (bandung: IKIP Bandung, 1971).
Arifin, Imran, penelitian
kualitatif,(Yogyakarta: kalimah syahada, 1996).
Arikunto, Suharsimi, prosedur
Penelitian, (Jakarta: Bina Aksara,1989).
ليست هناك تعليقات:
إرسال تعليق